Rubrik India Harian Orbit Medan

Kamis, 28 Oktober 2010

Asal Mula Navagraha (ke- 9 Planet) versi Hindu- Tamil Oleh: Jansen Arul Prasad S.Kom

Pada rubrik sebelumnya saya telah menjabarkan sedikit mengenai
Navagraha yang menjadi acuan Numerology dan Panchagem (seni Ilmu untuk
memprediksi versi Hindu-Tamil). Pada kesempatan ini saya akan
menyajikan pemahaman asal-usul Navagraha, siapa sebenarnya Navagraha
itu ? , peran Navagraha , karakteristik masing- masing graha, serta
pemujaan terhadap Navagraha . Sebelumnya saya sampaikan kepada para
pembaca bahwa penjabaran ini akan bersifat continue( bersambung)
mengingat ruang lingkup Navagraha yang begitu luas.

Bagaimana asal mula ke-9 Planet ini?, kapan mereka muncul ?,  dan
siapa yang menciptakan mereka ?. Pertanyaan ini hanya dapat di jawab
oleh purana (cerita Hindu kuno) versi Tamil. Bukannya dari sumber
lain, bahkan ilmu pengetahuan modern juga hanya membuat dugaan dan
tidak dapat memastikan asal mula Navagraha ini. Hal ini hanya mampu di
jelaskan oleh kitab Purana. Pada mulanya, Dewa Brahma (Sang Pencipta)
menciptakan beberapa Rsi (orang suci) untuk membantunya dalam hal
penciptaan. Ke-7 Rsi ini di kenal sebagai sapta ( 7) Rsi.

Mereka adalah : Mareeshi , Atthiri, Aangiras, Bhirugu, Pulasthiyar, Shiruthu
dan Vashistar. Melalui  ke-7 Rsi inilah Navagraha ini turun. Kitab
Purana Hindu versi tamil menjelaskan aslinya Navagraha ini berasal
dari sapta Rsi tersebut. Surya dan Sanii berasal dari Mareeshi,
Chandra dan Butha berasal Atthiri , Guru berasal dari Aangiras,
Sukhiran berasal dari Bhirugu dan Sevai berasal dari Vashistar.

Navagraha ini di ciptakan dewa Brahma sebagai kordinator setiap
tindakan kehidupan manusia di bumi. Jika saya ilustrasikan, ke-9
Planet ini sebagai menteri yang di utus untuk menjalankan roda
pemerintahan, memimpin masyarakat serta mengawasi kehidupan rakyat.
Navagraha ini bertanggung jawab kepada Dewa Brahma selaku pencipta mereka.

Dalam versi Hindu ke- 7 hari dalam minggu menjadi dasar pemujaan bagi
Navagraha. Surya di puja pada hari Minggu, Chandra (Senin), Sevai
(Selasa), Butha(Rabu), Guru(kamis), Sukhiran(Jumat) dan Sani(Sabtu).
Satu hal yang menarik di katakan Nava(9) , lalu darimana 7 menjadi 9
?. Kedua Planet lainnya(ke-8 dan ke-9)  di kenal sebagai Raagu dan
Kethu. Berikut asal cerita purana Raagu dan Kethu ini, Pada zaman
dahulu , Dewa dan Asura(raksasa) bersama- sama memperebutkan Amirtham
(sesuatu yang sangat beharga dan bersifat suci untuk di konsumsi).

Ketika itu Dewa Wisnu mengambil rupa seorang mohini, memberikan
Amirtham bagi para Dewa , anak laki- laki dari raja Asura yang bernama
Viprasitthu, yaitu : Svarbanu menghinanya sebagai dewa dan bergabung
bersama pasukan Surya dan Chandra, ketika  itu Dewa Wisnu juga
memberikan amirtham tsb ke Asura juga seketika itu Ia langsung
memenggal kepala dari Asura tersebut, namun Asura tsb tidaklah mati
karena ia meminum ramuan Amirtham. Lantas kepalanya inilah yang
berubah menjadi Raagu dan badannya menjadi Kethu.

 Semenjak mengkonsumsi Amirtham Asura tsb menjadi mahluk yang berakhlak(bukan
lagi bersifat raksasa). Dengan restu dari Dewa Brahma mereka menjadi
Planet yang ke-8 dan ke-9 oleh karena Raagu dan Kethu ini di sebut
Navagraha(9 planet). Pada edisi mendatang saya akan menjelaskan peran
fungsi serta karakteristik masing-masing Planet yang berpengaruh dalam
menjalani takdir kehidupan kita sebagai manusia (BERSAMBUNG)….OM GAM
GANAPATHIYE NAMAHA…. OM SANTHI SANTHI OM.





 

Ritual Tiruvila, Ritual Tolak Bala


Ritual TIRUVILA adalah ritual yang menurut umat hindu tamil sebagai perwujudan bhakti seorang hambanya kepada para dewa. Ritual TIRUVILA ditujukan untuk menghormati dan perwujudan bhakti seorang hamba kepada para dewa terutama Dewi Kali, salah satu dewa umat hindu tamil.

”Dahulu, di sebuah desa ada penyakit menular yang susah di sembuhkan. Untuk menyenbuhkan penyakit tersebut, Dewi Kali dan warga desa setempat berdoa agar penyakit tersebut segera hilang. Dan sampai sekaranglah ritual ini kami lakukan,” ujar Kisen Kumar pendeta di kuil Jaya Singagama Kali Koil jalan Multatuli Lorong VIII No.13 kebun sayur Medan kepada Harian Orbit, Senin(26/7).

Tanpa ilmu kebal biasanya  tak ada orang yang tahan  ditusuk dengan   tombak atau berjalan  di atas bara api, tapi tidak dengan penganut hindu. Dengan niat yang bersih demi menuntaskan janji kepada dewa dan nazar, tubuh mereka tak berdarah sama sekali saat tombak dan mata kail menembus lidah dan kulit tubuh mereka. Aksi inilah yang disebut Tiruvilla.

Ramunada, pengurus kuil Jaya Singagama Kali sekaligus ketua panitia ritual Tiruvila menambahkan bahwa, Ritual Tiruvila ini diadakan selama sebulan penuh. Mulai dari tanggal 15 juli sampai 15 agustus yang diadakan di beberapa kuil Dewi Kali yang ada di kota Medan.

Ritual Tiruvila dimulai dengan persiapan upacara di pinggir sungai. Di sini mereka yang akan membayar nazar diharuskan untuk berendam di sungai. Prosesi berikutnya adalah pembacaan mantra dan doa kepada sang dewi, kemudian seorang pendeta memulai menusukkan besi tajam ke bagian lidah, pipi, dada, dan punggung. Dengan besi dan mata kail yang tertancap di tubuh, para pembayar nazar unu kemudian diarak menuju kuil Dewi Kali.
Di halaman kuil prosesi puncak dilakukan. Ratusan warga yang sejak tadi menunggu lama bergabung dalam ritual, melangkah di bara api. Tapi anehnya, mereka yang memijak bara api yang panas tersebut tidak merasa kepanasan atau sakit sedikitpun.

Untuk bisa melakukan ritual ini seseorang harus membersihkan dirinya dari urusan duniawi. Biasanya, ritual yang dijalankan adalah berpuasa, seminggu, dua minggu, atau bahkan sebulan. Tidak melakukan hubungan seks, tudak memakan makanan berdarah dan tidak tidur di rumah

Jaya Singamma Kali Koil , Kuil Kecil Yang Berada Di Tengah Masyarakat Heterogen




Kuil yang berada di daerah Jalan Multatuli Medan, yaitu Kuil Jaya Singamma Kali Koil merupakan  salah satu kuil tertua di Kota Medan, meskipun terbilang kecil  Kuil yang berada di daerah dekat dengan rumah penduduk ini tetap sering melakukan kegiatan ritual ibadah.

Kuil yang didirikan oleh Ibu Letjmi pada tahun 1957 ini, merupakan tempat sembahyang  umat Hindu, tidak jarang warga Medan keturunan India sering melakukan ritual ibadah di kuil yang berada di daerah kebun sayur ini.

Letak lokasi Kuil ini sangat berbaur dengan berbagai suku dan agama walaupun begitu, seluruh warga yang berada di dekat kuil selalu menghargai umat Hindu yang berada di dekat kuil tersebut, suasana ramai selalu muncul bila Kuil Jaya Singamma Kali Koil ini mengadakan ritual keagamaan pada hari-hari tertentu.

Ketika harian Orbit mencoba berkunjung ke kuil tersebut , salah seorang pendeta Kisen Kumar, beliau memperlihatkan beberapa patung yang dianggap suci oleh umat hindu.

Patung-patung yang ada antara lain, patung Dewi Kali, patung Dewi Lasmi, patung Ganesha, patung Siwalinggam, patung Muruga dan beberapa patung-patung suci lainnya.

Pendeta Kisen Kumar juga menjelaskan tentang  patung Dewi Kali yang ada di dalam Kuil , beliau menceritakan bahwasannya pada zaman dahulu, di suatu tempat pernah  diserang oleh wabah penyakit yang sangat berbahaya, kemudian dewi kali menyelamatkannya sampai daerah tersebut terhindar dari wabah penyakit yang berbahaya.

Maka untuk mengenang dan menghormati Dewi Kali, setiap bulan tertentu umat Hindu selalu mengadakan ritual keagamaan diseluruh kuil Dewi Kali, acara ritual keagamaan biasanya disebut dengan Tiruvila, acara ritual Tiruvila biasanya diadakan pada bulan tertentu untuk menjauhkan umat manusia dari bencana-bencana yang tidak diinginkan.

Kuil Jaya Singamma Kali Koil sering dikunjungi oleh umat-umat Hindu dari berbagai pelosok wilayah, mereka yang berkunjung juga sering melakukan sembahyang dan berdoa kepada seluruh Dewa maupun Dewi yang mereka percayai, agar selalu dilindungi dan diberikan keberuntungan dalam menjalankan kehidupan sehari-hari.

Pria Tamil Yang Telah Pergi


Siapapun mahluk hidup didunia ini, pastinya akan mengalami kematian, termasuk didalamnya yakni manusia. Dengan berbagai jalan kehidupan yang ditempuh, manusia pasti akan kembali pada penciptanya.
Dan kemarin sosok pria keturunan Tamil S Raja yang merupakan Ketua Perhimpunan Shri Maryaman Medan harus kembali menghadap Tuhan. Pria bertubuh tinggi itu tutup usia 68 tahun dan menjadi panutan rekan-rekannya yang dominan adalah masyarakat India Tamil.

S Raja wafat pada Minggu(25/7) di RS Bunda Thamrin, beliau meninggal akibat penyakit diabetes yang telah dideritanya selama beberapa tahun terakhir. Dari informasi yang dikumpulkan Harian Orbit hingga Senin(26/7) diketahui beliau meninggal karena terlalu menjaga kadar gula yang ada didalam tubuhnya hingga menyebabkan kadar gula tersebut terlalu rendah.

Saat ini beliau meninggalkan satu orang istri, dua orang putri dan satu orang putra dan telah dikarunia sembilan orang cucu. Dan rencananya jenazahnya akan dikremasi di kawasan Deli Tua Medan. Dan kemudian setelah tiga hari abu dari pemakaman tersebut akan diambil pihak keluarga dan kemudian dibuang ke laut di daerah Belawan.

Menurut pengakuan beberapa orang rekan beliau yakni Naran sami yang turut hadir dirumah duka mengatakan S Raja merupakan sosok yang sangat sulit didapatkan penggantinya. Dirinya mengatakan sosok beliau merupakan tipikal orang yang tidak suka mengeluh dalam kehidupannya. Meskipun tidak dipungkiri penghasilan Raja sebagai ketua perhimpunan sangat jauh dari kata standar yang semestinya.

Dikatakannya, S Raja merupakan orang yang sangat suka jika apa yang dimilikinya dapat berguna bagi orang lain, semisal itu adalah apa yang dibeli dan dikeluarkan dari uang pribadinya sendiri. Bukan dari uang yang didapatnya dari penghasilannya selama bertugas didalam kuil.

“ Kami berharap akan ada pengganti beliau sebagai sosok yang santun dan berbudi pekerti, serta bersolidaritas yang tinggi terhadap sesama,” ujar Naran Sami.

Dipaparkan Naran, salah satu cirri khas mendiang S Raja adalah sifatnya yang kuat terhadap sebuah kemauan, apalagi kemauan itu sangat positif terhadap kehidupan.  Hal tersebut terlihat dari beberapa kerja kerasnya mengelola Kuil yang berada di Kawasan Kuala Belaka, seperti menciptakan taman yang dananya diambil dari uang pribadinya sendiri.

Dan yang lebih membuatnya merasa takjub adalah keuletan S Raja dalam mengelola kuil tersebut, karena setiap hari beliau selalu hadir dan melaksanakan tugas mulianya dikuil. Seperti mengurus beberapa pengunjung yang ingin melaksanakan pernikahan dan beberapa kegiatan lain.

S Raja merupakan penggemar setia barang barang antik yang telah sejak bertahun-tahun menjadi kolektor setia, bahkan S Raja juga telah menjelajah beberapa negara hingga. Bahkan untuk negara Malaysia dirinya telah memperoleh sertifikat yang membebaskan barang antic yang dibawa tak mempunyai batas.Om-15


Tamil Numerology & Panchagem (Solusi Pemecahan Masalah serta kunci sukses kehidupan) Oleh: Jansen Arul Prasad S.Kom



Numerology di kenal sebagai seni yang mempelajari angka- angka, yang telah ada sejak ratusan tahun yang lalu. Numerology versi tamil saat ini dianggap mampu membuat sebuah prediksi/ramalan tentang peruntungan berdasarkan tanggal, bulan dan tahun kelahiran seseorang. Berbicara Numerologi tentunya tidak terlepas dari angka dan huruf(abjad). Hal ini memberikan suatu pengertian bahwa setiap kehidupan kita selalu di dominasi oleh angka-angka.
Ini terlihat jelas di mana rumah kita memiliki angka, rekening tabungan kira juga memiliki angka, No.hp juga memiliki angka, bahkan seiring Perkembangan proses kehidupan kita juga di dominasi oleh angka. Tentunya seseorang yang merencanakan pernikahan  juga memilih tanggal perkawinan yang tidak lain berupa angka. Tidak hanya itu sebuah deskripsi di bawah ini akan mengingatkan kita akan sebuah keistimewaan angka.
 Perangkat digital tercanggih sekalipun tidak terlepas dari angka (contohnya jam digital dan kalkulator). Ketika kita perhatikan sebuah kalkulator dalam keadaan (off) pada display menunjukkan bilangan digital menyerupai angka 8, namun jika peralatan canggih tersebut kita nyalakan (on) kemudian di beri input, kombinasi angka dari 1 – 9 akan menampilkan sebuah digit angka. Sejenak kita beralih ke alphabet yang terdiri dari 26(2+6=8) huruf.
Ketika kedua angka tersebut di kalkulasi menghasilkan angka 8. Apakah angka 8 ini tergolong istimewa ?, Bagi saya hal ini sangatlah istimewa mengingat tanggal kelahiran saya adalah 26 juli( 2+6=8). Sebuah informasi juga pernah saya terima di mana etnis tionghua juga mengistimewakan angka 8 ini.
Numerologi sangat mendominasi di kalangan etnis tamil, khususnya yang beragama hindu, hal serupa juga terjadi pada ilmu sejenis yang di sebut Panchagam. Panca berarti lima, anggam artinya bagian. Jadi Panchagam itu bisa di sebut semacam kalender versi tamil yang di dasarkan pada lima faktor, yaitu: Varam (hari dari senin - minggu), Thithi (jangka waktu 15 hari antara rembulan baru ammawasai  dan bulan purnama/ pournami), Natchatirem (27 bintang versi tamil), Yogam (27 jangka waktu) di kenal sebagai amirtha-yogam dan sittha-yogam .
Di lain sisi, budaya hindu tamil juga mengenal istilah Raasi  yang sama artinya dengan zodiac (cancer, Gemini..dst). Kedua bidang ilmu ini (Numerology dan Panchagam) saling berkaitan erat. Keduanya di gunakan masyarakat tamil dalam berbagai keperluan menjalankan ritual-ritual keagamaan. Sebagai contoh, tradisi hindu tamil selalu memperhatikan Panchagam ini sebagai dasar memperoleh Porutham , Porutham ini di artikan sebagai dasar kecocokan bagi pasangan mempelai sebelum melangsungkan pernikahan.
Tujuan mempelajari/mengetahui porutham ini tidaklah mengabaikan pernikahan begitu saja pada nasib. Artinya, untuk memilih teman hidup bukan harus bergantung pada kemujuran dan nasib baik saja, karena agama hindu telah membekali kita dengan sarana alternative.
Kitab-kitab suci agama hindu mampu memberikan rincian dalam memastikan apakah calon mempelai wanita dan pria sudah serasi satu sama lain. Dari porutham ini ada 21 faktor yang harus di pertimbangkan pasangan mempelai sebelum melangsungkan pernikahan dan 10 diantaranya paling utama yaitu : Thinaporutham (kecocokan dalam bintang), kannaporutham (rukun/ harmonis) , Mahendraporutham (kecocokan memperoleh anak) , Shry theerka porutham ( kehidupan sejahtera hingga akhir), Yoni porutham (kecocokan jasmani), raasi porutham( kecocokan zodiac) , raasi athipathi porutham , vasiya porutham(saling melengkapi) , ratchu porutham (Menentukan rentang kehidupan suami/pencari nafkah) dan vethai porutham(antisipasi menghindar dari nasib buruk dan kemalangan dalam berumahtangga).
Setelah diperoleh kepastian dari porutham ini perkawinan boleh di langsungkan biasanya di dasarkan pada ke-5 porutham(kecocokan) yang di miliki atau cukup kuat pada kedua mempelai. Ke-5 itu yakni : Thinaporutham, kannaporutham, Yoniporutham, Raasiporutham dan Ratchuporutham. Untuk mengetahui Panchagem ini biasanya seseorang dapat berkonsultasi dengan seorang astrologer (ahli panchagem dan porutham) dalam menentukan hari, tanggal dan bulan pernikahan .
Beralih ke Numerology,  saya sebagai Numerologer , biasanya memprediksi/ meramalkan sesuatu menggunakkan dasar acuan terhadap Navagraha (ke-9 Planet), Nava artinya Sembilan, Graha artinya planet. Jadi ke-9 planet inilah yang mempengaruhi kesuksesan, karir , asmara , jodoh , kesehatan, watak serta peruntungan seseorang . Ke-9 planet ini yakni : Suriyan(matahari), Santhiran (bulan) , Guru (Jupiter), Ragu (Uranus), Butha (merkurius), Sukkiran (Venus), Kethu (Neptunus) , Sani  (Saturnus),  Sevai (Mars).
Masing- masing planet memiliki karakteristik yang berbeda- beda, hal ini yang menyebabkan karakteristik kita yang berbeda – beda. Tanggal kelahiran seseorang nantinya di kombinasikan melalui perhitungan numerology berdasarkan letak/ posisi dari navagraha tersebut. Dari rincian tersebut saya dapat memastikan/ memberikan solusi dari pemecahan masalah bagi seorang klient.

Layanan Belajar Bahasa Tamil Gratis




Tampak ceria wajah bocah-bocah tersebut, ada yang berlari, berbicara, dan juga asik dengan pekerjaan yang diperintahkan oleh sang guru. Walaupun terkadang ada juga yang ditegur oleh sang guru, namun hal tersebut tak membuat mereka menjadi murung. Kegiatan tersebut digelar bukan kegiatan seperti belajar mengajar di sekolah.

Dengan tempat duduk ,maupun meja yang juga ala kadarnya saja, bocah-bocah tersebut tetap merasa senang berada didalamnya. Begitulah pemandangan di salah satu sudut emperan Kuil Kariamman Medan. Salah satu kegiatan yang di belajar bahasa Tamil yang diberikan secara gratis oleha dermawan yang peduli terhadap perkembangan bahasa tamil itu sendiri.

Kegiatan yang dilaksanakan tiga kali dalam satu minggu juga diharapkan sebagai  tonggak awal anak-anak keturunan Tamil dapat menggunakan bahasa tersebut , karena bahasa Tamil merupakan bahasa yang harus dilestarikan.

Dengan seorang pengajar wanita yang sudah lanjut bernama Danem, dan seorang rekannya bernama Arul, kegiatan belajar mengajar tersebut tidaklah sangat tegang, lebih santai namun sangat berarah. Sehingga suasana tersebu tidak membuat anak-anak yang hadir tidak bosan dengan kegiatan tersebut.

Menurut wanita yang terlihat awe muda yang kini telah berusia 61 tahun itu, dirinya sudah 17 tahun menjadi pengajar bahasa Tamil, sejak usia muda, namun untuk menjadi pengajar di Kuil Kaliamman baru berjalan beberapa bulan saja. Dan untuk semua itu, siswa yang hadir sama sekali tidak dilakukan pemungutan biaya, serta seluruh perlengkapan balajar diberikan secara gratis oleh penderma.

“ Sejak muda saya sudah menjadi guru bahasa Tamil, namun sempat terhenti karena saya berkeluarga, dan kini setelah suami saya meninggal dunia, saya diminta kembali menjadi pengajar,lantas saya pun menerimanya dengan senang hati,”ujarnya.

Danem menjelaskan pada dasarnya murid yang hadir untuk belajar padanya merupakan titipan dari para orang tua yang ingin anak-anaknya dapat menguasai Bahasa Tamil yang mulai menghilang, dan bahkan banyak juga warga Tamil sendiri yang tak mengerti bahasa khas mereka.

Dirinya mengakui, tingkat kesulitan untuk mempelajari bahasa Tamil bagi anak-anak, karena huruf abjadnya yang berjumlah ratusan sehingga sedikit lebih sulit untuk memahaminya. Maka dari itu, untuk menyiasati hal tersebut dirnya mengatakan membiasakan selama proses belajar mengajar antara dirinya dan siswanya menggunakan bahasa Tamil.

“ saya membiasakannya dalam pembicaraan sehari-hari, maka mereka tidak mungkin lupa, walaupun pada umumya mereka tidak dapat secara langsung mengatakannya, namun mereka mengerti apa maksud dari kata-kata itu,”ujarnya.

Danem juga mengakui, dengan fasilitas yang seadanya juga menjadi penghambat proses belajar mengajar, padahal sejujurnya sarana-dan prasarana menjadi faktor pendukung. Terutama ruang kelas yang memadai, sehingga siswa-yang hadir pada dirinya dapat lebih bersemangat.

Tambah Danem lagi, saat ini ada sekira tiga tempat yang menyediakan program bahasa Tamil secara gratis yang tergabung dalam Tamil Develovment Centre yakni Pasraman Kaliamman( di Kuil Kaliaamman), Sitti Winayagar( bertempat di Karang Sari) dan yang terkahir adalah Pratai Pasiran( di Jalan Teratai/ Mangkubumi).

  Wangge Name Tamil Padi Kelam”( Mari kita belajar Bahasa Tamil )Om-15( Dimuat di Harian Orbit Medan)

Masyarakat Hindu Rayakan Aadhi Maha Puja


Ada pemandangan berbeda dengan Shri Kaliaman Kuil atau yang biasa di kenal dengan nama kuil Kaliamman yang terletak di Jalan Zainal Arifin Medan. Ratusan orang yang didominasi keturunan India Tamil tampak berduyun-duyun mengunjungi perayaan tersebut dalam rangka melaksanakan upacara keagamaan yakni acara Adhi Maha Puja. Acara itu dihadiri umat Hindu dari berbagai kalangan di Kota Medan.

Tampak terlihat para wanita keturunan Tamil mengenakan pakaian khas India yakni seperti yang kita kenal dengan sari. Pakaian yang pada umumnya terbuat dari bahan sutra tersebut terlihat elok membalut tubuh wanita-wanita India. Namun pada perayaan tersebut, tak ada sebuah keharusan pengunjung yang datang mengenakan sari.

Berbagai kembang aneka warna dirangkai dan ditabur di lokasi acara. Aroma dupa pun tercium. Sementara peserta ritual tidak diizinkan mengenakan alas kaki, baik sandal maupun sepatu. Sebab lokasi ritual dianggap sudah suci karena sebelumnya disiram air kunyit, sehingga tidak bisa diinjak menggunakan sandal atau sepatu.

Acara Adhi Maha Puja merupakan acara tahunan umat beragama Hindu yang digelar pada pertengahan Juli yakni antara 14 -  17, hingga pertengahan Agustus dan pelaksanaannya sendiri berjalan selama satu bulan berturut-turut. Upacara ini dirangkai peringatan bulan Adi (bulan dalam agama Hindu).

Menurut pengakuan seorang Pandita M Chandra Bose yang sehari-hari bekerja sebagai pengurus kuil mengaku tujuan utama upacara tersebut adalah untuk menolak bala. Atau dalam artian menolak segala penyakit maupun bahaya yang mungkin menimpa umat manusia di bumi.

Pandita M Chandra menerangkan pada tahun ini ritual tersebut dimulai pada 17 Juli, dan akan berakhir pada 16 agustus, dan selama satu bulan penuh berisi dengan doa dan sembahyang dikuil.  Proses ritual tersebut dimulia sejak pagi hari, sejak pukul 05.00, dimulai dengan memandikan seluruh arca yang ada dikuil. Kemudian dilanjutkan dengan menghias arca-arca tersebut dengan bunga-bunga segar.

“ Kemudian setelah itu, Bahktha(umat) datang, dan mereka membaca kidu-kidu atau bajen(lagu-lagu agama) dan diakhiri dengan Thianem(meditasi). Terkadang ditambah lagi dengan Dharmawacana(khotbah) dari pendeta, dilanjutkan dengan maler podri yakni acara pemberian bunga ditubuh dewa,”ujarnya.

Kata Pandita lagi, setelah ritual tersebut selesai dilaksanakan, semua pengunjung atau umat yang hadir diberikan makanan yang telah disediakan oleh pihak kuil. Makanan yang menjadi cirri khas adalah bubur yang dimasak, lalu dibagikan kepada pengunjung. Untuk bubur sendiri, pihak kuil menyediakan dua jenis, yakni bubur tawar yang terbuat dari beras, dan bubur manis dari mata ikan.

Namun yang lebih menarik adalah bubur tawar yang diberi semacam sayur hijau dari cincangan kangkung, dan bagi pengunjung yang selesai menikmati bubur dapat dengan segera mengambil tempat untuk menikmati makan siang. Tak seperti biasa, jika  dalam upacara ritual untuk menikmati makanan mereka menggunakan daun pisang sebagai piringnya.

  Untuk itu, acara makanan yang diadakan dilakukan secara bergantian, jika berganti orang, maka berganti pula daun pisang yang digunakan, namun setiap makanan yang disediakan disini tidak lah makanan yang berbau amis, seperti ikan, telur, dan juga daging, maka dari itu makanan yang dimasak adalah makanan yang vegetarian,” ujar Pandita M Chandra Bose.Om-15