Rubrik India Harian Orbit Medan

Kamis, 11 November 2010

Razz Group Untuk Solidaritas Umat



 Tuhan memang menciptakan manusia untuk saling tolong menolong, baik itu dalam suka maupun duka. Tampaknya hal tersebut lah yang menjadi motivasi dibangunnya sebuah group yang didasari rasa social yang tinggi bernama Razz Group yang terdiri dari 10  orang pemuda keturunan India Tamil.

Dengan pondasi rasa social yang tinggi mereka mencoba terjun membantu sesama. Dengan kata lain mencoba meringakan beban saudara-saudara seumat yang bernasib kurang baik. Dibentuk dua tahun lalu, menjadikan Razz Group memiliki tempat dihati masyarakat India, khususnya bagi mereka yang beragama Hindu Tamil.

Disela-sela acara pembagian sembako bagi warga kurang mampu, di Jalan Pasundan gang Delima Medan, ketua Razz Group Mages dan beberapa pengurus Razz Group,  mengatakan jika kali ini mereka berkesempatan memberikan bantuan sembako sebanyak 150 paket bagi kaum yang tak mampu.

Sembako yang diberikan adalah  dalam bentuk  gula, beras, syrup, kain sarung dan lainnya. Semua bantuan tersebut diberikan dalam rangka menyambut Hari Raya Depavali yang jatuh pada 5 November mendatang. Dan sebagai wujud kepedulian tersebut, bantuan itu disalurkan.

   Semua bantuan yang ada diberikan melalui pendataan ke masing-masing rumah, lalu mereka yang masuk ke dalam kategori tidak mampu akan diberikan kupon dan menukarnya ketempat yang telah disiapkan, “kata Mages.
Sejauh ini, pihkanya juga telah menyalurkan bantuan kebeberapa tempat, apalagi yang berhubungan dengan keagamaan. Dan semuanya murni untuk melaksakan rasa social antara sesama. Dan pada kesempatan pemberian sembako kali ini , merupakan agenda tahunan  dari Razz Group.

Untuk pendanaan sendiri, Razz Group mengatakan sejauh ini berasal dari dari banyak pihak, bukan hanya pribadi, namun juga dari beberapa orang donatur. Hal tersebut nantinya diharapkan akan semakin banyak dana yang masuk ke Razz Group maka akan banyak pula yang akan tersalur kepada masyarakat kurang mampu.
“ Maka dari itu, kami juga membuka nomor rekening untk kemudahan bagi siapa saja yang berbuka hati akan menyalurkan bantuannya dengan suka rela,’ujar mereka serentak
.
Sejarah Razz Group
Ketika disinggung lebi jauh, awal mula terbentuknya group ini, mereka menuturkan, jika ketika itu mereka nongkrong di sebuah toko VCD bernama Ras VCD. Tempat itu sendiri merupakan salah satu tempat favorit  mereka berkumpul, khusunya pemuda India Tamil.

Dari tempat tersebut muncullah sebuah obrolan tentang pembentukan sebuah group demi kepentingan social. Dari sanalah mereka bangkit dnegan kepastian ingin membentuk sebuah group yang bertujuan social untuk kepentingan orang banyak.

“ Dari nama  itulah kami terinspirasi membentuk group tersebut, dan hanya mengubah nama tersebut menjadi Razz Group yang berarti pangeran,”tukas mereka sembari tersenyum. Om-15

Supir India Di Jalan Sunggal


Bila kita melintas di Kawasan Simpang Sunggal Medan, pasti mata kita kan dimanjakan dengan   barisan panjang truk berbagai jenis dan merk . Namun jangan berpikir jika tempat itu merupakan arena jual beli mobil. Tempat tersebut merupakan parkir yang digunakan sebagai rental truk untuk berbagai keperluan.
Mulai dari ukuran kecil hingga ukuran besar yang dapat menangkut barang-barang dengan kapsitas besar pula.
Namun ada yuang menarik dari tempat tersebut, sebagian besar supir truk tersebut adalah masyarakat keturunan India Tamil, mulai dari kisaran usia, 20 hingga 50 tahun. Entah hal kebetulan atau hal yang disengaja, mereka menjadi dominan diantara masyarakat pribumi yang juga bekerja satu profesi dengan mereka.

Setiap harinya, puluhan truk tersebut berbaris secara rapi tepat disebagian badan jalan, namun meskipun begitu antrian tersebut tak sedikitpun menimbulkan kemacetan berarti. Bahkan parkir puluhan truk tersebut sudah berjalan selama puluhan tahun, sejak dari generasi sebelumnya.
Kawasan tersebut tampaknya menjadi lokasi strategis untuk menggaet penumpang yang akan menggunakan jasa angkut sebagai pengangkut barang. 

Jaya Sangker, sebut saja namanya begitu. Ia merupakan salah satu dari puluhan suprik truk dikawasan tersebut. Menurut warga, Padang Bulan ini, sudah dua tahun dirinya bekerja sebagi supir truk bersama rekan-rekannya yang lain.

Banyak suka dan duka yang dialami selama menjalani profesi tersebut, namun semua itu dapat melebur dengan adanya teman-teman yang saling memberi semangat kepadanya. Bukan hanya itu, meskipun hanya bekerja sebagi supir truk lepas, dirinya bisa menghidupi keluarganya. Semua itu disukurinya tanap pernah mengeluh.
Dua tahun menjalani profesi tersebut tak sedikitpun menciutkan nyalinya untuk tetap bersemangat, meski kadang, penghasilan yang diperoleh sebagai supir tak pernah ada kejelasan yang pasti. Bahkan dalam satu hari, tak pernah mendapatkan pelanggan.

“ Kadang ada, dan kadang tidak, semua tergantung rezeki masing-masing, malah kadang gak ada orang yang menyewa truk ini,”katanya.

Dia menuturkan, dalam satu pekan terkadang hanya ada 2-3 kali truk te3rsebut disewa, dan dia mendapatkan upah 50 % dari aongkos yang dikeluarkan oleh sipenyewa. Sedangkan, 50 % lagi untuk pemilik truk yang kebanyakan adalah orang India juga.
Untuk satu kali perjalanan mereka mematok harga mulai dari Rp 500 ribu hingga 1 juta, tergangtung jauh atau tidaknya lokasi yang dituju. Untuk jenis barangbyang diangkut, biasanya adalah barang-barang pindahan atau barang lainnya.

Dengan senyum khasnya, jaya mengatakan jika awal mula diirnya terjun mnejadi nsupir truk adalah ketika perusahaan tempatnya bekerja kala itu yang berada di Jakata mengalami failed, dan dirinya memutuskan untuk kembali ke Kota Medan. Dan ketika itu ada tawaran dari seorang rekannya untuk bekerja seperti ini, Jaya pun mengamininya. 

Dirinya dan puluhan temannya telah tiba ditempat tersebut sejak pukul 7 pagi, hingga pukul 5 sore. Namun jika dalam satu hari atak ada yang menyewa truknya, mereka hanya berdiam diri ditempayb tersebut tanpa aktifitas apapun, bahkan hal tersebutb bias terjadi berhari-hari.
“ Kalau gak ada yang sewa, ya kami Cuma  duduk aja dan disini, sampe sore dan kadang-kadang diselingi tidur-tiduran,’ katanya. OM-15

Rames, Pedagang Aksesoris dari India


Berkali-kali kakinya berjalan menyusuri tiap sudut-sudut kuil dimana banyak orang berkumpul di perayaan Deepavali di Shri Mariamman Kuil. Rambutnya sudah terlihat botak pada bagian depan, dan warna rambutnya hampir 80 % terlihat putih.

Dia terlihat lalu-lalang menawarkan barang dagangan yang digantungkan dibagian tangan kanannya. Meski sesekali dia hanya mencoba menghilangkan rasa lelahnya dengan sesekali duduk diantara umat yang hadir di Kuil Mariamman Medan. 

Sebut saja namanya Rames warga kebangsaan India itu mencoba mengadu nasib dengan cara berdagang di Indonesia. Meski usianya baru menginjak 40 tahun, rambut Rames terlihat hampir 90 persen berwarna putih. Kemudian, ditambah lagi dengan beberapa giginya yang sudah tidak utuh.

Dengan senyum yang sangat khas, Rames mencoba menawarkan dagangan manik-manik dan juga aksesoris yang dibawanya langsung dari India. Dengan bahasa Inggris yang terbata-bata, Rames mencoba menawarkan dagangannya , meski banyak yang menolak untuk membeli.

Namun Rames tak menemui kesulitan ketika pembeli dagangannya mampu berbahasa Tamil dengan fasih. Bahkan dengan banyak tawa, seorang pedagang mencoba menawar dengan harga jauh dibawah harga yang ditawarkan Rames.

Meskipun begitu, ketika berdagang Rames mampu menawarkan dagangannnya dengan menggunakan harga satuan rupiah. Untuk sebuah aksesoris yang dijualnya, Rames membandrol harga mulai dari Rp 50 ribu ratusan ribu, semuanya tergantung pada dari jenis dan mutu barang. Dan semua barang yang dijual memang barang-barang asli India.

Aksesori yang ditawarkan juga sangat beragam seperti kalung, gelang yang terbuat dari bulu gajah dan juga semacam tasbih dan ada pula semacam jimat. Dengan bahasa Inggris yang terbata-bata Rames menjelaskan jenis dan fungsi aksesoris yang ditawarkan.

“ Can you speak English,’ ujar seorang calon pembeli.
“ Yes, but little-little, jawab Rames sembari tertawa menunjukkan giginya.
Rames mengaku sudah cukup lama berdagang di Indonesia, meski pada Deepavali kali ini dirinya terpaksa tidak merayakannnya bersama keluarga dirumah. Om-15


Tradisi Doa Penutup


Semua pihak terkait yang turut mengisi acara telah menyampaikan kata sambutannya dalam perayaan Deepavali. Pinandita yang bertugas melayani umat yang hadir turut bergegas mempersiapakan acara puncak Deepavali.

Setelah pembacaan kidung-kidung suci atau yang dikenal dengan bajen, kemudian dilanjutkan dengan pratenei  atau doa. Selanjutnya dilakukan Meditasi secara massal oleh semua umat yang hadir merayakan Deepavali.

Ketika itu, semua umat yang ada di kuil berdiri secara rapi tepat berada didepan patung Dewa sambil meletakkan tangan dibagian dada sembari membacakan ayat-ayat suci atau biasa disebut dengan Arathi/ todi. Dan disaat itu pula seorang pendeta membuat puja kepada dewa-dewi sambil membawa api.

Tak berselang lama, api tersebut diletakkan tepat didepan umat yang masih berdiri. Mendapatkan aba-aba dari pendeta, umat yang hadir secara cekatan mengambil cahaya dengan kedua telapak tangannya lalu melekatkannya kebagian wajah. Lalu berdoa didepan Dewa Ganesha, dan langsung meletakkan Wewedi , dan Kunggem.

Peletakkan kunggem dan wewedi dibagian kening memiliki arti tersendiri, yakni jika hanya wewedi berarti ayah yang memakai teleh meninggal dunia, dan jika hanya kunggem, berarti ibu yang memakai telah meninggal dunia. Dan yang terakhir adalah dilanjutkan dengan meminum air tirta.

Dan bagi umat yang selesai memanjatkan doa, pihak panitia kuil menyediakan makanan ala kadarnya bagi semua pengunjung kuil, seperti teh manis dan juga susu serta beberapa macam makanan ringan.
Layaknya umat muslim yang memanfaatkan Deepavali sebagai moment untuk bermaaf-maafan, begitu pula yang dilakukan oleh umat Hindu tamil yang merayakan Deepavali. Disela-sela menikmati hidangan dan bercengkrama dengan rekan dan juga kerabat, mereka juga memanfaatkan momen tersebut untuk saling bermaaf-maafan. Suasana kekeluargaan sangat kentara ketika semua berbaur dalam suka cita.

Hal terakhir yang dilakukan umat Hindu Tamil usai melaksanakan sembahyang dikuil yakni bertandang kerumah kerabat yang lebih tua. Namun ada larangan bagi umat Hindu Tamil yang beru tertimpa kemalangan, biasanya mereka tidak boleh turut merayakan, dan juga bagi mereka yang sedang datang bulan atau Chauti bagi wanita tidak diperbolahkan memasuki areal kuil. Om-15

Deepavali di Shri Mariamman Koil

Kegembiraan dan kesenangan, serta harapan akan bertemu dengan sanak keluarga mungkin telah membayangi semua umat Hindu Tamil yang tengah merayakan Hari raya Deepavali pada 5 November lalu. Semua raut wajah gembira dan suka cita sudah terbayang sejak mereka masih berada dirumah. Ya memang Deepavali menjadi hari yang sangat penting dan dinanti-nanti semua umat Hindu. 

Dan pagi itu bertepatan dengan tanggal 5 November 2010, umat Hindu merayakan Hari Raya Deepavali yang ke 5112. Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, upacara Ritual sembahyang dipusatkan di Kuil terbesar umat Hindu Tamil yakni Shri Mariamman Koil atau yang akrab ditelinga masyarakat umum dengan sebutan Kuil Mariamman. Kuil ini sendiri diyakini merupakan kuil tertua yang ada di Kota Medan.

Meski lokasinya berada di tengah kepadatan kota Medan, namun hal tersebut tidak sedikitpun mengurangi semangat umat Hindu Tamil untuk turun berbondong-bondong datang kekuil tersebut.  Seperti mendapatkan keberkahan, langit pagi itu bersinar dengan cerahnya. Matahari dengan sinarnya yang malu-malu mulai mengisi sudut-sudut kuil. Bahkan hari itu, langit begitu cerah, seperti turut bersuka cita bersama umat.

Jam pagi itu masih menunjukkan pukul 07.00 tepat, namun persiapan yang dilakukan pengurus kuil sudah mencapai 100 persen. Begitu pula dengan kondisi didalam kuil, lampu lampu mungil dibentuk menyerupai tiap lekuk ornamen kuil. Kuil Mariamman jauh lebih apik dan menarik.  Tak hanya itu, diatas langit –langit kuil juga digantung beberapa lampu hias dengan ukuran yang cukup besar.

Sementara itu, dibagian luar kuil, panitia perayaan juga menyediakan sebuah tenda dengan ukuran sederhana untuk menampung umat yang hadir, sebab dikhawatirkan lokasi kuil tak dapat menampung umat secara keseluruhan. Puluhan kursi plastik sudah tersusun dengan rapi, dan siap untuk digunakan.

Waktu semakin berputar, dan ketika itu jam sudah menunjukkan hampir pukul 07.30 pagi, masyarakat keturunan Hindu Tamil satu persatu memasuki Kuil. Seperti umat muslim, sebelum masuk ke dalam kuil suci, mereka dinajurkan untuk mencuci kaki sebelumnya. Berbagai usia turut hadir dalam perayaan tersebut, mulai dari anak balita hingga orang dewasa.

Dimulai dari memasuki kuil, setiap umat yang hadir memberikan salam penghormatan kepada Dewa dengan meletakkan tangan mereka kepintu masuk kuil, lalu melekatkanya kebagian dada. Hal tersebut dipercaya sebagai tanda hormat umat kepada Dewa.

Semua kaum wanita yang hadir datang dengan mengenakan pakaian adat yang dikenal dengan nama sari, namun ada pula yang hadir hanya mengenakan pakaian panjang menyerupai baju kurung untuk wanita muslim. Yang dikatakan sari dalam hal ini merupakan pakaian yang terbuat dari bahan sutra dan pada terlihat bagian perutnya.  Namun seiring perkembangan zaman, kaum wanita India sudah terlihat jarang mengenakannya.  Dan untuk pria yang hadir, berdominan hanya mengenakan pakaian sederhana, yakni baju dari bahan kaus dan juga kemeja.
Pemisahan Pria dan Wanita
Bagian tempat duduk juga dipisahkan menjadi dua bagian, yakni wanita bersama wanita dan pria bersama wanita begitu pula untuk anak-anak. Panitia juga menyediakan tumpukan buku yang digunakan sebagai bahan untuk melantunkan nyanyian suci atau yang biasa disebut dengan kidung-kidung.

Tak menunggu lama, kuil mulai disesaki dengan umat yang hadir dari berbagai kawasan di Kota Medan, bahkan dari luar daerah juga tumpah ruah di tempat tersebut. Sembari menunggu-nunggu acara puncak, sebagian ibu-ibu memulai melantunkan lagu-lagu agama yang diringi dengan tabuhan gendang dan juga beberapa alat musik tradisional India. 

Beberapa orang ibu memainkan alat musik tradisional, dan beberapa orang lagi menjadi pengisi suara. Dengan lagu bahasa tamil yang khas, suasa kuil berubah menjadi lebih semarak. Tak hanya itu, setiap lagu yang dilantunkan, diikuti tepukan tangan mengikuti alunan lagu secara serentak.

Lebih dari satu jam lantunan lagu tradisional diperdengarkan dan dikuti oleh semua umat yang hadir, Panitia penyelenggara dari Kuil Mariamman memulai acara pembukaan Deepavali. Acara dimulai dengan pemberian kata sambutan dari pihak kuil yang disampaikan pengurus Kuil Mariamman Pinandita M Candra Bose.

Pinandita menyampaiakan jika perayaan Deepavali kali ini hendaknya dapat diharapkan agar kerukunan umat beragama dapat tetap terjaga. Namun dirinya juga menyampaikan jika pada perayaan Deepavali kali ini juga akan dipanjatkan doa untuk bagi saudara-saudara kita yang tengah tertimpa musibah.



“ Seperti Tsunami di Mentawai , bencana Gunung Merapi dan juga banjir di Wasior, semoga mereka yang tertimpa musibah dapat dengan tabah menjalani cobaan dari Tuhan,’ ujar Pinandita.
Kemudian kata sambutan juga disampaikan dari Ketua Parisada Provinsi Naran Sami, Wakil Ketua Paridasa Kota Medan Manogren, dari pemuda Hindu Jansen Arul Prasad, dan juga dari Kementrian keagamaan serta ditambah lagi dari ketua Forum Kerukunan Umat Beragama(FKUB) Sumut  ,,,,,,? Simanjuntak. Om-15



Minggu, 31 Oktober 2010

Surat Pembaca Pemujaan Terhadap Navagraha (Versi Hindu -Tamil)

Aum Swastiastu, salam sejahtera bagi pembaca sekalian. Pada rubrik yang lalu telah di jabarkan mengenai Navagraha yang menguasai elemen dari panca MahaButha dan organ-organ tubuh yang berpengaruh pada kesehatan. Pada rubrik ini  penulis akan berbagi pemahaman mengenai cara pemujaan terhadap Navagraha. Pada awalnya, tujuan dari pemujaan ini yakni memperbaiki karma buruk seseorang untuk memperoleh keadaan yang lebih baik pada kehidupan kini dan masa mendatang. 

Ada 3 tipe karma dalam versi tamil : 1. Assothiyem yaitu karma di mana kita harus menjalani kehidupan pada saat ini yang merupakan buah dari karma terdahulu. 2. Kashatasaathiyam , karma buruk yang dapat di kurangi pada kehidupan saat ini artinya : karma yang ada pada kehidupan yang lalu baik yang telah kita ketahui ataupun tanpa di ketahui dapat di perbaiki dengan cara pemujaan terhadap Navagraha dan penyembahan terhadap Adidevathai(dewa yang berkuasa pada masing-masing Graha tsb). 

3.Sulabasaatihyam yaitu karma yang tidak hanya dapat di perbaiki pada kehidupan sekarang namun dapat di hapuskan seluruhnya pada kehidupan ini, hal tsb di peroleh melalui cara,  melantunkan bhajan (kidung suci pujian), mengelilingi Navagraha (upaya mempercepat karma) dan memberikan persembahan berupa makanan dan pakaian (arcenai) dan melakukan homam (ritual api suci).

Setelah mengetahui ke-3 jenis karma ini , kita juga harus mengetahui Adidevathai serta persembahan apa yang harus kita lengkapi sebelum pergi ke kuil untuk melakukan pemujaan terhadap Navagraha tadi. Perlu di ketahui dengan memuja Adidevathai berarti kita memuja masing-masing dari Navagraha tsb. Berikut penjabaran mengenai Adidevathai dan persembahan ke masing-masing graha. 

Surya (mempunyai adidevathai Agni , Siva, persembahan yang harus di bawa berupa teratai merah dan kain merah sebagai persembahan pakaian bagi dewa tsb), Chandra (Varuna, Dewi Parwathi, bunga bakung putih, kain putih sbg persembahan), Sevai (Bumadevi dan Dewa Muruga, bunga merah dan kain berwarna merah), Butha (Narayanan/visnu, bunga dan kain yang berwarna hijau), Guru (Dewa Indira , Brahma, Daksina Murthi, bunga dan kain warna kuning), Sukhiran (Maha Lakshmi, bunga teratai putih dan kain putih), Sanii(Prajapathi, Yama, Siva dan Vengkadesa, persembahan berupa wijen hitam dan kain hitam), Raagu (durgai, niruthi tikbalager, bunga merah), Kethu (Brahma, Citra gupta, Vinayagar, persembahan anggrek merah dan kain multi warna). 

Persembahan di atas tadi di berikan kepada pendeta kuil setelah sebelumnya berkonsultasi terlebih dahulu dengan harapan mengetahui dewatha mana yang sesuai berdasarkan tanggal kelahiran kita , lalu di lakukanlah puja tsb. Seiring dilakukannya puja kita harus mengelilingi Navagraha sebanyak 9 kali ( 7 putaran searah jarum jam dan 2 putaran berlawanan arah jarum jam).  Mengapa 2 putaran berlawanan arah jarum jam? Hal ini untuk memuja Raagu dan Kethu , di mana pemujaannya di lakukan dengan cara mengelilinginya berlawanan arah jarum jam. 

Selesai mengelilingi Navagraha tadi , selanjutnya kita melakukan archenai kepada Adidevathai. Bentuk pemujaan lain dapat juga di lakukan yaitu abhisegam (pemandiaan arca dengan menggunakan susu dan menyalakan lampu dari ghee/minyak sapi) sebagai wujud penerangan/ kedamaian bagi kita. Selain pemujaan di kuil kita juga dapat melakukan pemujaan di rumah dengan memilih hari yang cocok bagi kita untuk memuja adidevathai, mengucapkan gayatri mantra , dyna sloka dan memberikan tambulam (pinang sirih) sebagai persembahan. 

Demikian penjabaran rubrik kali ini semoga dapat bermanfaat bagi kita semua, harapan penulis agar filosofi agama hindu ini dapat menjadi nilai positif bagi perkembangan pengetahuan kita akan budaya, tradisi dan ajaran hindu terkhususkan nilai budaya tamil. OM GAM GANABATHIYE NAMAHA… OM SANTHI… SANTHI… OM.