Rubrik India Harian Orbit Medan

Kamis, 11 November 2010

Tradisi Doa Penutup


Semua pihak terkait yang turut mengisi acara telah menyampaikan kata sambutannya dalam perayaan Deepavali. Pinandita yang bertugas melayani umat yang hadir turut bergegas mempersiapakan acara puncak Deepavali.

Setelah pembacaan kidung-kidung suci atau yang dikenal dengan bajen, kemudian dilanjutkan dengan pratenei  atau doa. Selanjutnya dilakukan Meditasi secara massal oleh semua umat yang hadir merayakan Deepavali.

Ketika itu, semua umat yang ada di kuil berdiri secara rapi tepat berada didepan patung Dewa sambil meletakkan tangan dibagian dada sembari membacakan ayat-ayat suci atau biasa disebut dengan Arathi/ todi. Dan disaat itu pula seorang pendeta membuat puja kepada dewa-dewi sambil membawa api.

Tak berselang lama, api tersebut diletakkan tepat didepan umat yang masih berdiri. Mendapatkan aba-aba dari pendeta, umat yang hadir secara cekatan mengambil cahaya dengan kedua telapak tangannya lalu melekatkannya kebagian wajah. Lalu berdoa didepan Dewa Ganesha, dan langsung meletakkan Wewedi , dan Kunggem.

Peletakkan kunggem dan wewedi dibagian kening memiliki arti tersendiri, yakni jika hanya wewedi berarti ayah yang memakai teleh meninggal dunia, dan jika hanya kunggem, berarti ibu yang memakai telah meninggal dunia. Dan yang terakhir adalah dilanjutkan dengan meminum air tirta.

Dan bagi umat yang selesai memanjatkan doa, pihak panitia kuil menyediakan makanan ala kadarnya bagi semua pengunjung kuil, seperti teh manis dan juga susu serta beberapa macam makanan ringan.
Layaknya umat muslim yang memanfaatkan Deepavali sebagai moment untuk bermaaf-maafan, begitu pula yang dilakukan oleh umat Hindu tamil yang merayakan Deepavali. Disela-sela menikmati hidangan dan bercengkrama dengan rekan dan juga kerabat, mereka juga memanfaatkan momen tersebut untuk saling bermaaf-maafan. Suasana kekeluargaan sangat kentara ketika semua berbaur dalam suka cita.

Hal terakhir yang dilakukan umat Hindu Tamil usai melaksanakan sembahyang dikuil yakni bertandang kerumah kerabat yang lebih tua. Namun ada larangan bagi umat Hindu Tamil yang beru tertimpa kemalangan, biasanya mereka tidak boleh turut merayakan, dan juga bagi mereka yang sedang datang bulan atau Chauti bagi wanita tidak diperbolahkan memasuki areal kuil. Om-15

Tidak ada komentar:

Posting Komentar