Rubrik India Harian Orbit Medan

Kamis, 11 November 2010

Supir India Di Jalan Sunggal


Bila kita melintas di Kawasan Simpang Sunggal Medan, pasti mata kita kan dimanjakan dengan   barisan panjang truk berbagai jenis dan merk . Namun jangan berpikir jika tempat itu merupakan arena jual beli mobil. Tempat tersebut merupakan parkir yang digunakan sebagai rental truk untuk berbagai keperluan.
Mulai dari ukuran kecil hingga ukuran besar yang dapat menangkut barang-barang dengan kapsitas besar pula.
Namun ada yuang menarik dari tempat tersebut, sebagian besar supir truk tersebut adalah masyarakat keturunan India Tamil, mulai dari kisaran usia, 20 hingga 50 tahun. Entah hal kebetulan atau hal yang disengaja, mereka menjadi dominan diantara masyarakat pribumi yang juga bekerja satu profesi dengan mereka.

Setiap harinya, puluhan truk tersebut berbaris secara rapi tepat disebagian badan jalan, namun meskipun begitu antrian tersebut tak sedikitpun menimbulkan kemacetan berarti. Bahkan parkir puluhan truk tersebut sudah berjalan selama puluhan tahun, sejak dari generasi sebelumnya.
Kawasan tersebut tampaknya menjadi lokasi strategis untuk menggaet penumpang yang akan menggunakan jasa angkut sebagai pengangkut barang. 

Jaya Sangker, sebut saja namanya begitu. Ia merupakan salah satu dari puluhan suprik truk dikawasan tersebut. Menurut warga, Padang Bulan ini, sudah dua tahun dirinya bekerja sebagi supir truk bersama rekan-rekannya yang lain.

Banyak suka dan duka yang dialami selama menjalani profesi tersebut, namun semua itu dapat melebur dengan adanya teman-teman yang saling memberi semangat kepadanya. Bukan hanya itu, meskipun hanya bekerja sebagi supir truk lepas, dirinya bisa menghidupi keluarganya. Semua itu disukurinya tanap pernah mengeluh.
Dua tahun menjalani profesi tersebut tak sedikitpun menciutkan nyalinya untuk tetap bersemangat, meski kadang, penghasilan yang diperoleh sebagai supir tak pernah ada kejelasan yang pasti. Bahkan dalam satu hari, tak pernah mendapatkan pelanggan.

“ Kadang ada, dan kadang tidak, semua tergantung rezeki masing-masing, malah kadang gak ada orang yang menyewa truk ini,”katanya.

Dia menuturkan, dalam satu pekan terkadang hanya ada 2-3 kali truk te3rsebut disewa, dan dia mendapatkan upah 50 % dari aongkos yang dikeluarkan oleh sipenyewa. Sedangkan, 50 % lagi untuk pemilik truk yang kebanyakan adalah orang India juga.
Untuk satu kali perjalanan mereka mematok harga mulai dari Rp 500 ribu hingga 1 juta, tergangtung jauh atau tidaknya lokasi yang dituju. Untuk jenis barangbyang diangkut, biasanya adalah barang-barang pindahan atau barang lainnya.

Dengan senyum khasnya, jaya mengatakan jika awal mula diirnya terjun mnejadi nsupir truk adalah ketika perusahaan tempatnya bekerja kala itu yang berada di Jakata mengalami failed, dan dirinya memutuskan untuk kembali ke Kota Medan. Dan ketika itu ada tawaran dari seorang rekannya untuk bekerja seperti ini, Jaya pun mengamininya. 

Dirinya dan puluhan temannya telah tiba ditempat tersebut sejak pukul 7 pagi, hingga pukul 5 sore. Namun jika dalam satu hari atak ada yang menyewa truknya, mereka hanya berdiam diri ditempayb tersebut tanpa aktifitas apapun, bahkan hal tersebutb bias terjadi berhari-hari.
“ Kalau gak ada yang sewa, ya kami Cuma  duduk aja dan disini, sampe sore dan kadang-kadang diselingi tidur-tiduran,’ katanya. OM-15

Tidak ada komentar:

Posting Komentar