Rubrik India Harian Orbit Medan

Kamis, 11 November 2010

Deepavali di Shri Mariamman Koil

Kegembiraan dan kesenangan, serta harapan akan bertemu dengan sanak keluarga mungkin telah membayangi semua umat Hindu Tamil yang tengah merayakan Hari raya Deepavali pada 5 November lalu. Semua raut wajah gembira dan suka cita sudah terbayang sejak mereka masih berada dirumah. Ya memang Deepavali menjadi hari yang sangat penting dan dinanti-nanti semua umat Hindu. 

Dan pagi itu bertepatan dengan tanggal 5 November 2010, umat Hindu merayakan Hari Raya Deepavali yang ke 5112. Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, upacara Ritual sembahyang dipusatkan di Kuil terbesar umat Hindu Tamil yakni Shri Mariamman Koil atau yang akrab ditelinga masyarakat umum dengan sebutan Kuil Mariamman. Kuil ini sendiri diyakini merupakan kuil tertua yang ada di Kota Medan.

Meski lokasinya berada di tengah kepadatan kota Medan, namun hal tersebut tidak sedikitpun mengurangi semangat umat Hindu Tamil untuk turun berbondong-bondong datang kekuil tersebut.  Seperti mendapatkan keberkahan, langit pagi itu bersinar dengan cerahnya. Matahari dengan sinarnya yang malu-malu mulai mengisi sudut-sudut kuil. Bahkan hari itu, langit begitu cerah, seperti turut bersuka cita bersama umat.

Jam pagi itu masih menunjukkan pukul 07.00 tepat, namun persiapan yang dilakukan pengurus kuil sudah mencapai 100 persen. Begitu pula dengan kondisi didalam kuil, lampu lampu mungil dibentuk menyerupai tiap lekuk ornamen kuil. Kuil Mariamman jauh lebih apik dan menarik.  Tak hanya itu, diatas langit –langit kuil juga digantung beberapa lampu hias dengan ukuran yang cukup besar.

Sementara itu, dibagian luar kuil, panitia perayaan juga menyediakan sebuah tenda dengan ukuran sederhana untuk menampung umat yang hadir, sebab dikhawatirkan lokasi kuil tak dapat menampung umat secara keseluruhan. Puluhan kursi plastik sudah tersusun dengan rapi, dan siap untuk digunakan.

Waktu semakin berputar, dan ketika itu jam sudah menunjukkan hampir pukul 07.30 pagi, masyarakat keturunan Hindu Tamil satu persatu memasuki Kuil. Seperti umat muslim, sebelum masuk ke dalam kuil suci, mereka dinajurkan untuk mencuci kaki sebelumnya. Berbagai usia turut hadir dalam perayaan tersebut, mulai dari anak balita hingga orang dewasa.

Dimulai dari memasuki kuil, setiap umat yang hadir memberikan salam penghormatan kepada Dewa dengan meletakkan tangan mereka kepintu masuk kuil, lalu melekatkanya kebagian dada. Hal tersebut dipercaya sebagai tanda hormat umat kepada Dewa.

Semua kaum wanita yang hadir datang dengan mengenakan pakaian adat yang dikenal dengan nama sari, namun ada pula yang hadir hanya mengenakan pakaian panjang menyerupai baju kurung untuk wanita muslim. Yang dikatakan sari dalam hal ini merupakan pakaian yang terbuat dari bahan sutra dan pada terlihat bagian perutnya.  Namun seiring perkembangan zaman, kaum wanita India sudah terlihat jarang mengenakannya.  Dan untuk pria yang hadir, berdominan hanya mengenakan pakaian sederhana, yakni baju dari bahan kaus dan juga kemeja.
Pemisahan Pria dan Wanita
Bagian tempat duduk juga dipisahkan menjadi dua bagian, yakni wanita bersama wanita dan pria bersama wanita begitu pula untuk anak-anak. Panitia juga menyediakan tumpukan buku yang digunakan sebagai bahan untuk melantunkan nyanyian suci atau yang biasa disebut dengan kidung-kidung.

Tak menunggu lama, kuil mulai disesaki dengan umat yang hadir dari berbagai kawasan di Kota Medan, bahkan dari luar daerah juga tumpah ruah di tempat tersebut. Sembari menunggu-nunggu acara puncak, sebagian ibu-ibu memulai melantunkan lagu-lagu agama yang diringi dengan tabuhan gendang dan juga beberapa alat musik tradisional India. 

Beberapa orang ibu memainkan alat musik tradisional, dan beberapa orang lagi menjadi pengisi suara. Dengan lagu bahasa tamil yang khas, suasa kuil berubah menjadi lebih semarak. Tak hanya itu, setiap lagu yang dilantunkan, diikuti tepukan tangan mengikuti alunan lagu secara serentak.

Lebih dari satu jam lantunan lagu tradisional diperdengarkan dan dikuti oleh semua umat yang hadir, Panitia penyelenggara dari Kuil Mariamman memulai acara pembukaan Deepavali. Acara dimulai dengan pemberian kata sambutan dari pihak kuil yang disampaikan pengurus Kuil Mariamman Pinandita M Candra Bose.

Pinandita menyampaiakan jika perayaan Deepavali kali ini hendaknya dapat diharapkan agar kerukunan umat beragama dapat tetap terjaga. Namun dirinya juga menyampaikan jika pada perayaan Deepavali kali ini juga akan dipanjatkan doa untuk bagi saudara-saudara kita yang tengah tertimpa musibah.



“ Seperti Tsunami di Mentawai , bencana Gunung Merapi dan juga banjir di Wasior, semoga mereka yang tertimpa musibah dapat dengan tabah menjalani cobaan dari Tuhan,’ ujar Pinandita.
Kemudian kata sambutan juga disampaikan dari Ketua Parisada Provinsi Naran Sami, Wakil Ketua Paridasa Kota Medan Manogren, dari pemuda Hindu Jansen Arul Prasad, dan juga dari Kementrian keagamaan serta ditambah lagi dari ketua Forum Kerukunan Umat Beragama(FKUB) Sumut  ,,,,,,? Simanjuntak. Om-15



Tidak ada komentar:

Posting Komentar